Pengemudi Taksi di Jepang Berhak Tolak Penumpang Tanpa Masker
Kementerian Transportasi Jepang meluluskan pengemudi taksi di Tokyo untuk menampik penumpang yang tidak kenakan masker, tiada fakta yang resmi. Hal tersebut ada di tengah-tengah kecemasan penebaran corona Covid-19 yang belum stop.
Kesepakatan ketetapan itu disuruh oleh 10 perusahaan taksi di Tokyo. Berdasar Undang-Undang Transportasi Jalan Jepang, diputuskan jika operator taksi tidak bisa menampik penumpang, terkecuali mereka mabok berat atau lakukan kekerasan pada pengemudi, dikutip dari Kyodo News, Kamis, 5 Oktober 2020.
situs bola terupdate istanbul basaksehir juara liga super turki Operator taksi memutuskan ketentuan berdasar hukum yang perlu ditetapkan oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi serta Pariwisata.
Perusahaan taksi Tokyo sudah minta kementerian untuk meluluskan mereka mengganti beberapa ketentuan itu. Mereka memandang sikap seperti penumpang yang mabok bicara dengan keras tiada kenakan masker akan tingkatkan resiko infeksi virus corona untuk pengemudi taksi.
"Ketetapan itu tidak memberikan dukungan penampikan lengkap pada beberapa orang yang tidak menggunakan masker," kata seorang petinggi Kementerian Transportasi. Dia menambah jika konsumen setia mereka tidak menggunakan masker, pengemudi taksi harus mengecek apa mereka mengenali ketentuan itu atau mempunyai fakta yang lain tidak dapat dijauhi.
Kementerian Transportasi Jepang menjelaskan ketetapan itu disepakati membuat perlindungan pengemudi taksi dari corona Covid-19. Disamping itu, ketentuan itu membuat perlindungan penumpang yang lain.
Semenjak menyebarnya virus corona baru, perusahaan taksi di Jepang sudah ambil perlakuan penjagaan, seperti kerap mendisinfeksi kendaraan mereka. Pengemudi diharuskan kenakan masker dan jalani kontrol temperatur badan.
Untuk Rabu, 4 Oktober 2020, Tokyo memberikan laporan 122 masalah virus corona baru tambahan. Keseluruhan kumulatif di Tokyo jadi 31.624, paling tinggi selama ini antara 47 prefektur di Jepang. Jumlah rerata harian masalah baru di Tokyo sepanjang tujuh hari kemarin, masih nyaris datar di bawah 200 masalah.